panjangnya 60-200 micron.
Ada d 2 tipe otot polos :
1.Multi unit smooth muscle
2.Visceral smooth muscle
Masing-masing serat berdiri sendiri, diinversi oleh single nerve ending sepertipada otot skelet (skeletal muscle fiber). Pada permukaan luar dari tiap serat ototditutup oleh lapisan yang disebut basement membrane like substance, yang merupakanglukoprotein.
Sifat otot ini yang paling penting ialah bahwa kontraksi mereka hampirseluruhnya karena rangsangan saraf dan sangat sedikit oleh factor stimulasi dari localtissue. Pada otot ini tidak terjadi kontraksi yang spontan.
-Otot ciliary dari mata.
-Iris dari mata.
-Nictating membrane yang menutup mata dari beberapa binatang tingkat rendah.
-Pilo erector muscle:menyebabkan berdirinya rambut.
-Otot-otot polos dari pembuluh-pembuluh darah besar.
Sel-sel otot ini terletak berhimpitan satu sama lain, dimana membrane antara sel-sel berdekatan saling berlekatan seluruhnya atau sebagian, oleh karenanya tipe inidisebut unitary smooth muscle.
milivolt. Potensial aksi dari visceral smooth muscle ada 2 macam yaitu:
-Spike potential.
-Action potential dengan plateau.
Ritme gelombang lambat ( slow wave rhytm ) sering mengawali terjadinyapotensial aksi pada otot polos ini.Slow wave itu sendiri bukan suatu potensial aksi.Apabila slow wave ini mampu mencapai nilai ambang (kira-kira 35 milivolt), makatimbulah potensial aksi yang selanjutnya akan menyebar ke seluruh visceral smoothmuscle yang akhirnya akan disusul kemudian terjadi kontraksi. Mengingat karakterslow wave seperti itu, slow waves sering disebut pula sebagai gelombang pace maker.
Mengetahui pengaruh substansi adrenergic dan cholinergic yaitu asetilkolin,adrenalin, pilokarpin, dan sulfas atropine terhadap gambaran kontraksi otot polosvisceral secara in-vitro. Pengamatan ditujukan terhadap variable: amplitude, frekuensi,dan tonus.
Kimograf: Kecepatan putaran dari kimograf ini boleh dirubah-rubah apabiladianggap perlu, tetapi dalam hal ini pencata waktu harus dipasang terus.Apabila kimograf tidak dirubah-rubah kecepatannya maka pencatat

2.Ikatlah bagianpylorus lambung katak sedistal mungkin dan bagiancardiaseproximal mungkin dengan benang, kemudian potonglah bagian pylorusdi sebelah distal dari ikatan, dan potonglah bagian cardia disebelahproximal dari ikatan.
3.Angkatlah dengan segera potonglah lambung tersebut dan masukkan kedalam larutanthyrode dalam tabung peredam supaya lambung tersebuttidak sampai rusak.
6. Catatlah gerakan lambung yang normal sebanyak kira-kira 10 kalikontraksi sambil memperhatikan frekwensi, amplitudo serta tonusnyasetiap akan mengawali pengamatan terhadap pengaruh suatu obat / bahan.Setelah itu mulailah menyelidiki pengaruh beberapa macam obat-obatanterhadap kontraksi otot polos lambung.
7.Teteskanlah 3 tetes adrenalin kedalam tabung peredam dan catatlah padakimograf pengaruh obat tersebut terhadap kontraksi lambung. Apabilapengaruhnya kurang nyata, teteskan lagi setiap kali 3 tetes, hingga terlihatjelas efeknya.
8.Setelah cukup mempelajari pengaruh suatu macam obat, cucilah lambungkatak tersebut dengan jalan mengganti cairan didalam tabung peredamdengan cairanthyrode yang baru (dicuci sampai 2 kali).
Dalam praktikum kontraksi otot polos lambung katak ini, kita lakukan percobaandari visceral smooth muscle untuk mengetahui pengaruhadrenergic dancholinergicterhadap gambaran kontraksi otot polos visceral secara in-vitro. Pengamatan ditujukanterhadap variabel : amplitudo, frekuensi dan tonus. Pada awal percobaan lambungdipotong pada bagiancardiac danpylorus, kemudian segera dimasukkan ke dalamtabung perendam yang sebelumnya sudah diisi larutanthyrode yang telah dialiri oksigendari udara dengan kecepatan optimal. Larutan tersebut mempunyai susunan elektrolityang hampir mendekati susunan elektrolit cairan tubuh katak.
Tonik kontraksi yaitu otot polos mempunyai tonus tertentu, baikdalam keadaan relaksasi maupun kontraksi. Tapi sewaktu-waktu tonus dapatmeningkat dan beberapa lama menurun lagi tanpa adanya rangsangan dari luar.
Plasticity, sifat ini terutama pada otot visceral. Pada panjang yangberbeda tegangan otot polos bisa sama maupun sebaliknya, pada panjang yangsama bisa mempunytai tonus yang berbeda.
Berdasarkan hasil praktikum didapatkan bahwa pada penambahanAsetilkolin pada larutan thyrode terjadi kenaikkan frekuensi (kontraksi per menit)pada tonus otot polos lambung katak. Asetilkolin merupakan parasymatic agentyang menurunkan potensial membran dengan threshold agar tetap. Dankenyataannya pada percobaan kami naik-turun yang mungkin disebabkanlambung katak kami. Dipolarisasi disini disebabkan penurunan permeabilitas Nadan Influx Na ke dalam membran karena adanya pemasukan Ca ke dalam sel.
Pada penambahan adrenalin terjadi penurunan potensial sehinggafrekuensi dan kontraksi ritmis turun. Adrenalin merupakan suatu sympatic agentyang meningkatkan potensial membran dengan threshold tetap,sehinggadepolarisasi sukar terjadi,akibatnya potensial yang terjadi kecil. Adrenalin jugamenghambat permeabilitas Na, sekaligus menghambat pemasukan Na ke dalamsel, sehingga frekuensi kontraksi meningkat dan otot sulit mencapai nilai ambangkarena jarang terjadi potensial aksi. Peningkatanfrekuensi ini juga menyebabkanpeningkatan tonus otot. Penghambatan ini juga berhubungan dengan penurunanarus keluar Ca dari sel-sel otot.Dari grafik kami didapatkan keadaan tonus yangturun yang berbeda dengan keadaan aslinya(setelah penambahan adrenalin).
Penambahan pilokarpin bersifat menurunkan potensial membran sehinggaamplitudo meningkat. Bahan ini juga menyebabkan peningkatan permeabelitasmembran terhadap Na,sehingga terjadi peningkatan frekuensi kontraksi yangdiikuti oleh peningkatan tonus otot. Dalam grafik hasil percobaan terjadipeningkatan kontraksi sehingga menyebabkan amplitudo naik dibandingkandengan grafik kontrolnya.
Atropin sulfat mempunyai fungsi yang sama dengan adrenalin yangmenaikkan potensial membran sehingga permeabilitas membrane menurun.Atropin sulfat merupakan parasympatolitic agent yang menghambat asetilkolinagar tidak dapat bekerja pada membran, akibatnya frekuensi, amplitude, dan tonusyang didapatkan dari percobaan lebih rendah dari kontrolnya.Pada percobaankami didapatkan grafik control dan percobaan yang tetap pada tonus lambung tersebut
Dalam praktikum yang kami lakukan banyak sekali terjadi penyimpangan denganteori yang sesungguhnya di atas. Hal tersebut dapat terjadi karena ketegangan otot darimasing-masing katak yang digunakan dalam percobaan tidak sama,atau mungkin pulaterjadi karena kesalahan saat melakukan preparasi otot polos lambung katak,atau padasaat penambahan obat serta pembilasan otot polos pada saat akan menentukankontrolnya. Kesalahan-kesalahan tersebut mungkin sekali terjadi sehingga mempengaruhihasil dari praktikum yag kami lakukan.